Mensos: Muslimat NU Harus Fokus Atasi Kemiskinan Perdesaan

Mensos: Muslimat NU Memiliki Fokus Atasi Kemiskinan Perdesaan
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa /IST
TJARITJARI.COM - Melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mendorong peran Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) untuk mengatasi kemiskinan di wilayah perdesaan lewat produk unggulan desa masing-masing.

"Mayoritas masyarakat desa bekerja di sektor pertanian. Konsep petik, olah, kemas, jual sangat relevan untuk meningkatkan nilai jual produk sekaligus memberdayakan masyarakat desa," ujar Menteri Khofifah.

Dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Muslimat NU 2017 di Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (25/03/2017), Menteri Khofifah, yang juga menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU, mengatakan jumlah masyarakat miskin di perdesaan dua kali lipat lebih banyak dari perkotaan dan kebanyakan adalah warga NU.

Angka kemiskinan di kota mencapai 7,73 persen dan di desa sebesar 13,96 persen, berdasarkan data BPS pada September 2016 lalu. Perbandingan tersebut tidak banyak berubah dari periode yang sama di tahun 2015 di mana angka kemiskinan kota mencapai 8,22 persen dan desa 14,09 persen.

Perbandingan antara kemiskinan masyarakat kota dan desa pun masih berbeda dua kali lipat Untuk periode Maret 2016, yakni kemiskinan kota mencapai 7,79 persen dan desa 14,11 persen.

"Muslimat NU memiliki peran untuk fokus menangani persoalan kemiskinan di wilayah pedesaan," tutur Menteri Khofifah.

Menteri Khofifah yakin bahwa hampir semua desa memiliki produk khas unggulan. Akan tetapi terbentur oleh minimnya modal, pengetahuan, dan pendampingan, sehingga produk tersebut tidak dapat berkembang dan hanya memiliki nilai jual yang rendah. alhasil profit yang dihasilkan pun sangat kecil.

Berdasarkan permasalahan tersebut, lanjutnya, perlu pendampingan secara berkelanjutan dalam upaya mengentaskan kemiskinan masyarakat di perdesaan. Agar seluruh program dapat terlaksana dengan baik, pintanya, muslimat NU harus aktif membangun kerja sama dengan berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta.

Khofifah juga mengingatkan pentingnya penguatan ekonomi, sebab penguatan ekonomi di Muslimat NU belum berjalan seperti diharapkan. Namun untuk layanan pendidikan dan dakwah, perkembangannya relatif cepat. Oleh karena itu, perlu dibangun aspek spesial dan berkaitan dengan efektivitas sosial ekonomi.

"Dakwah bil maal harus diperkuat dengan koperasi anisa, YPM, dan YKM, serta pesantren," katanya.

Rapimnas Muslimat NU 2017 dihadiri oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo yang memanfaatkan momen tersebut untuk mensosialisasikan program dana desa.

Eko mendorong peran aktif Muslimat NU dalam mengawal program pemerintah yakni dana desa, dengan memastikan dana tersebut dapat digunakan untuk pembangunan, dan mensejahterakan masyarakat melalui usaha perekonomian.

Rapimnas Muslimat NU 2017 merupakan rangkaian awal dari Harlah ke-71 organisasi perempuan NU yang diikuti 342 peserta yang terdiri dari 34 pimpinan wilayah dan 74 pimpinan cabang se-Indonesia. (Antara)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahasa Betawi dalam Bahasa Indonesia

Kunci Gitar Lagu Asik Pas Nongkrong Bareng Sobat

Air Beriak Tanda Tak Dalam, Kecuali "Salesman"